Selasa, 04 Oktober 2011

belajar dari hal kecil

Di suatu pagi yang cerah, gue duduk menyendiri di sebuah sudut kampus yang dipenuhi berbagai
macam pepohonan. gue menghela nafas dalam-dalam sambil menikmati suasana sekitar
yang hening. Tiba-tiba pandangan gue terhenti oleh keindahan seekor kupu-kupu yang
sedang hinggap di sekuntum bunga. Kupu-kupu itu terlihat sangat elok rupawan dengan
sayap yang warna-warni. Sungguh indah ALLAH menciptakan hewan kecil ini dengan
kombinasi warna yang sangat serasi.
Kupu-kupu itu hinggap di setangkai kuntum bunga cukup lama untuk menghisap madunya,
kemudian hinggap di kuntum bunga yang lain, begitu seterusnya. Terkadang datang kupukupu
lain yang tak kalah cantiknya, seolah mereka bertutur sapa, kemudian berlomba
menghisap sari bunga. Mereka terlihat riang menjalani hidupnya masing-masing.
Melihat kupu-kupu tadi, gue jadi teringat asal mula kupu-kupu yang indah tersebut.
Bukankah dia yang kini terlihat elok rupawan dan memukau banyak mata, dulunya adalah
seekor ulat yang untuk sebagian orang merasa jijik jika melihatnya. Bahkan ada sebagian
orang yang akan berteriak ketakutan bila melihat makhluk berbulu ini didekatnya. Kesannya
mungkin takut, jijik, atau bahkan alergi. Tapi toh, setelah berubah rupa menjadi kupu-kupu
yang cantik, siapa sih yang nggak suka melihatnya???
Ternyata setelah melihat sejarah hidupnya, kupu-kupu yang cantik itu telah melewati berbagai
tahap kehidupan yang mengantarkannya pada sosok yang sekarang ini. Dulunya ia hanya
seekor ulat yang buruk rupa, hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak
beruntung hidupnya berakhir dimakan burung atau serangga pemangsanya.
Setelah matang menjalani kehidupan sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan
berubah menjadi kepompong. Badannya terbujur kaku menggantung di dahan atau dedaunan.
Ia tak peduli walau siang hari panas terik menyengatnya dan malam hari dingin menusuknya.
Bahkan tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap kokoh ditempatnya bersemedi untuk
berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona keindahan.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama
sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari
wujudnya semula. Dan kini ia telah memiliki keahlian baru, yakni bisa terbang! Lalu ia pun
terbang berkelana mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga
dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Begitulah metamorfosis seekor kupu-kupu; dari telur ia menetas jadi ulat, dari ulat ia
menempa diri dalam kepompong, dan dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah
menawan. Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi tanpa ada satu tahap pun
yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu mana pun yang langsung menetas dari
telur, melainkan keluar dari kepompongnya.
Demikianlah, kadang kita ingin menjadi kupu-kupu yang indah, tapi kita tidak mau jadi ulat
yang buruk rupa, tidak sanggup menjalani kehidupan kepompong yang tak berdaya. Maunya
langsung jadi sesuatu yang indah, memukau, mengagumkan dan jadi pusat perhatian banyak
orang, langsung jadi kupu-kupu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar