Ada
beberapa bangsa barat yang menjajaki ke nusantara. Salah satunya adalah
bangsa portugis. Penyebab kedatangan mereka ke nusantara, yaitu pada
tahun 1453 constatinople jatuh ke turki ustmani. Orang orang turki
melarang orang Kristen untuk berdagang di constatinople, hal ini
menyebabkan rempah-rempah di eropa menjadi sangat mahal. Bangsa Portugal
akhirnya semangat mengusir orang islam dari semenanjung Iberia.
Semangat tersebut mendorong bangsa Portugal mencari daerah penghasil
rempah-rempah karena dengan alasan tidak bisa melewati constatinople.
Motif kedatangan mereka hanya untuk semata-mata mencari gold (mencari kekayaan), glory (mencari kekayaan rempah-rempah) dan, gospel(menyebarkan
agama nasrani). Keadaan Portugal yang tidak memiliki kondisi geografis
baik dan kekayaan agraris yang kurang mendukung menimbulkan pemicu
utama, sehingga menjadikan laut menjadi sumber penghasilan utama yang
merupakan penyebab bangsa Portugis menjadi bangsa pertama yang memasuki
dunia perdagangan Asia. Namun, pengaruh bangsa barat sangatlah terbatas,
baik dari segi daerah yang dipengaruhi maupun kedalaman pengaruh
tersebut. kemudian, bangsa Portugis mencari -cari tahu informasi tentang
kekayaan alam di Indonesia. Maka pada tahun 1511, Malaka jatuh ke
tangan Portugal dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Setelah
berhasil menguasai Malaka, de Albuquerque merencanakan untuk mengirim
armada dengan tujuan membangun monopoli Portugis. Namun rencana tersebut
tertunda karena bangsa Portugis kekurangan kapal. Langkah selanjutnya,
bangsa Portugis berhasil dengan mudah membangun kerjasama tetap dengan
Kerajaan Ternate. Namun tidak lama setelah itu, bangsa Spanyol tiba di
Maluku dan membuat persekutuan dengan Kerajaan Tidore untuk tujuan yang
sama, yaitu menguasai rempah-rempah. Selain Maluku, bangsa Portugis
memasuki Sunda Kalapa dengan tujuan menguasai lada, namun rencana
tersebut berhasil digagalkan oleh pasukan Fatahillah melalui peperangan
setelah diketahui rencana bangsa Portugis sebenarnya, sehingga bangsa
Portugis gagal menguasai Sunda Kalapa.
Setelah portugis memasuki nusantara. Spanyol ikut menggarap tanah indonesia dengan melakukan ekspedisi yang dipimpin oleh Ferdinand de magelhaen dan yuan Sebastian del cono
sampai filiphina tahun 1521. Kemudian, Magelhein meninggal dalam
pertempuran di filiphina dan perjalanan dilanjutkan oleh Sebastian del
cono, sampai maluku tahun 1521. kemudian bertemu dengan portugis,
sehingga terjadi perselisihan. Pertemuan
terjadi ketika kapal-kapal Spanyol pimpinan Ferdinand Maggelan
menelusuri Pasifik dan tiba di pulau Kawio, gugusan kepulauan Sangir dan
Talaud di Laut Sulawesi pada 1521. Untuk mencegah persaingan di
perairan Laut Sulawesi dan Maluku Utara, kedua belah pihak memperbarui
jalur lintas melalui perjanjian Saragosa pada tahun 1529. Perjanjian
tersebut membagi wilayah dengan melakukan batas garis tujuhbelas derajat
lintang timur di perairan Maluku Utara. Namun dalam perjanjian
tersebut, Spanyol
merasa dirugikan karena tidak meraih lintas niaga dengan gugusan
kepulauan penghasil rempah-rempah. Untuk itu mengirimkan ekspedisi
menuju Pasifik Barat pada 1542. Pada bulan Februari tahun itu lima kapal
Spanyol dengan 370 awak kapal pimpinan Ruy Lopez de Villalobos menuju
gugusan Pasifik Barat dari Mexico . Tujuannya untuk melakukan perluasan
wilayah dan sekaligus memperoleh konsesi perdagangan rempah-rempah di
Maluku Utara.
Pada abad XVI
orang Belanda datang di Indonesia hanya untuk berdagang, tetapi
kemudian menjadi penguasa Indonesia. Pada tahun 1595 Belanda mengirim
satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur.
Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin
Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada
Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de
Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama
perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di
Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia
berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga
terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus
kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di
Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak.
Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda
berharga lainnya. Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de
Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu,
apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul.
Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang
menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak
Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang
mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur.
Walaupun
jauh lebih lemah, Inggris menyusul Belanda ke Jakarta dan mengikutinya
ke semua kepulauan dan selalu membayanginya dengan tujuan mencapai pasar
besar rempah-rempah dan sutera di Asia Timur. Inggris mendirikan kantor
dagang di Banten pada tahun 1602, dan pada tahun 1604 Middleton membuka
hubungan dagang dengan Ambon dan Banda. Inggris menantang Belanda dan
mengajak melakukan pertempuran untuk menentukan siapa yang pantas
menjadi tuan di kepulauan tersebut. Ketika Inggris disibukkan dengan
usaha memperluas ruang lingkup perdagangan mereka, Belanda telah
menemukan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan rempah-rempah adalah
dengan memuat barang-barang katun dan candu dari India untuk kemudian
dijual di pelabuhan-pelabuhan yang ada di Nusantara. Namun setelah
beberapa tahun menjadi musuh besar Belanda, Inggris berhasil
ditaklukkan oleh Belanda pada tahun 1667.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar